KEMISKINAN DI INDONESIA
Kondisi kemiskinan di Indonesia – Tak dapat
dipungkiri lagi bahwa kemiskinan di Indonesia masih tidaklah sedikit. Saya
yakin pasti kita semua pernah melihat orang miskin dengan mata kepala kita
sendiri. Lalu bagaimana kita memandang dan menyikapinya?
Angka
Kemiskinan di Indonesia
Photo by me |
Tapi
pertanyaannya, apakah angka-angka tersebut sudah cukup ?
Memang kalo menurut angka tersebut bisa dikatakan
“ya lumayanlah”, apalagi jika dibandingkan dengan AS yang jumlah penduduk
miskinnya 15%, Indonesia masih lebih unggul. tetapi masalah kemiskinan bukanlah
hanya masalah yang dapat diukur dengan angka-angka, lebih dari itu. Setiap
orang yang sedang kelaparan sekarang tidak akan peduli terhadap susunan angka
tersebut, itupun kalau mereka bisa baca tulis.
Mereka hanya menunggu tanggung-jawab secepatnya dari
para penguasa Tanah Surga ini. Bahkan pemerintah sendiri menyebutkan bahwa
hingga tahun 2015 masih ada 15,5% dari saudara kita yang rawan menderita
kelaparan. Walaupun angka di Indonesia menurun terus, bahkan
mengungguli negara lain (dalam persentase), tetapi angka 29,89 juta bukanlah
angka yang kecil. Selain itu selisih penurunan tersebut (0,13%) masihlah sangat
kecil. Sepertinya kemiskinan di Indonesia sudah memasuki tahap kronis (hard
core poorly). Bayangkan, untuk mengurangi 1% kemiskinan saja sukar
sekali. Bahkan, menurut Hamonangan, kemiskinan di Indonesia akan stagnan di
level 10%. Hal ini karena masyarakat miskin berada pada daerah yang tidak
terjangkau. Itu baru membicarakan masalah kemiskinan, belum
masalah kesejahteraan yang mana cakupannya lebih luas. Negara yang besar ini
masih berjalan terseok-seok dalam hal kesejahteraan. Kemiskinan berdampak
negatif pada masalah kesehatan, pendidikan, keamanan dan lain-lain. Kemudian
masalah-masalah tersebut berdampak timbal-balik kepada kemiskinan yang mana
nantinya akan menciptakan sebuah lingkaran kesengsaraan pada penduduk tingkat
menengah kebawah.
Sungguh tragis sebenarnya jika kita mau melihat,
fakta pada keadaan rill jauh berbeda dari kesan yang dibawa angka dari laporan
kemiskinan tersebut. Sungguh konyol jika pemerintah tenang dan merasa cukup
atau malah menyuruh kita untuk bergembira dan merasa cukup dengan penurunan
kemiskinan sekarang ini.
Sudah pasti akan banyak orang melemparkan tuduhan nomor
satu ke Pemerintah. Memang merekalah yang paling bertanggung-jawab dan
mempunyai kewenangan. Tapi juga terlalu cepat jika kita melemparkan semua sebab
kepada mereka. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan usaha-usaha terpadu
dalam mengentaskan kemiskinan.
Ada program instruksi daerah tertinggal (IDT), PNMP
Mandiri perkotaan dan pedesaan, subsidi bahan pokok, program Kredit Usaha
Rakyat (KUR), BLSM, dll. Dan juga dibantu oleh Corporate Social
Responsibility (CSR) oleh perusahaan dan lembaga keuangan.
Tetapi sayang, itu semua tidak sejalan dengan sikap
pemerintah sendiri. Korupsi menjadi penghambat niat baik tersebut. Korupsi
terjadi hampir di setiap lini termasuk di lapangan. Di daerah Jawa Barat dan
Sumatera, jatah raskin yang harusnya 15/kg perbulan untuk warga miskin,
dipangkas jadi 2,5 sampai 3 kg. Belum lagi kualitasnya yang tidak sesuai.
Selain itu bantuan dari pemerintah terkadang salah sasaran, yang berhak malah
tidak dapat.
Penyebab lain kemiskinan adalah sistem ekonominya
sendiri, yaitu sistem ekonomi konvensional. Kekayaan masih berpusat pada
beberapa orang saja. Masih banyak orang yang peduli terhadap saudara-saudara
kita.
“Data Bank Dunia (World Bank) menyebutkan jumlah orang
miskin di Indonesia mencapai 100 juta jiwa, semantara 40 individu terkaya di
negeri ini menguasai lebih dari Rp 700 triliun harta,” ujar Ahmad Juwaini
Direktur Dompet Dhuafa di Auditorium Perpustakaan Nasional, Salemba, Selasa
(27/12/2011).
Hal-hal tersebut menyebabkan pengentasan kemiskinan
berjalan begitu lambat atau bahkan gagal di sebagian wilayah. padahal kalau
dihitung-hitung Indonesia sebenarnya tidaklah miskin, Rakyatnya saja yang
miskin. Kalau sistem ekonomi kapitalis pasti akan melemparkan kesalahan orang
miskin sendiri. Tetapi tentu itu sungguh pandangan yang tidak bermoral, apalagi
di Negara kita ini.
Kita menderita bersama, berdiri bersama. Kita
orang-orang yang punya kekuatan punya tugas terhadap kemiskinan ini. Pemerintah
masih punya PR banyak. Jika para pemimpin tidak bergeming maka sudah tugas kita
untuk turut serta.
Pendapat saya mengenai hal ini adalah seharusnya masalah kemiskinan di indonesia tidak diabaikan begitu saja, akan tetapi mirisnya justru masalah kemiskinan di indonesia malah tidak dipedulikan dan dibiarkan begitu saja dan tidak dicari bagaimana cara menyelesaikannya. Alhasil jumlah tingkat kemiskinan semakin meningkat dan merajalela sehingga dapat merombak nilai karakter kepribadian suatu bangsa itu sendiri. dan pemerintah bisa memberikan solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di indonesia yang semakin merajalela.
Solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
yaitu:
ü memperluas
lapangan kerja yang lebih banyak lagi di setiap wilayah-wilayah tertentu,
dimana wilayah tersebut sedang kekurangan lapangan pekerjaan. Dengan cara
inilah dapat mengurangi jumlah tingkat pengangguran di Indonesia. Akan tetapi,
pemerintah diharapkan untuk menambahkan para pekerja agar sebanding dengan
lapangan pekerjaan yang tersedia.
ü Memberikan
fasilitas yang memadai dan subsidi gratis
Pemerintah
sebaiknya membantu dalam memberi fasilitas yang merata di setiap wilayah.
Pemberian fasilitas tersebut dapat diwujudkan dengan melengkapi sejumlah sarana
dan prasarana yang dinilai kurang atau masih belum cukup keberadaannya. Selain
itu, Pemerintah juga perlu memberikan subsidi gratis kepada masyarakat yang
membutuhkan. Subsidi ini dapat berupa barang pokok/sembako yang diberikan
secara gratis kepada masyarakat yang kurang mampu. Pemberian sembako secara
gratis dapat memberikan keringanan kepada sejumlah masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pokok hidupnya.
ü Dengan
Membuka Lapangan Kerja Sendiri
Dalam
usaha untuk mencegah kemiskinan, kita dapat berinisiatif untuk membuka usaha
sendiri, seperti warung makan sederhana, restoran, tempat penginapan, toko
roti, dan lain sebagainya. Tentunya, jika kita membuka usaha, maka akan
membutuhkan sejumlah tenaga kerja sebagai penggerak jalannya suatu usaha kita.
Dengan itu, orang-orang yang mencari kerja akan membutuhkan permintaan kerja
kepada kita. Dengan cara inilah, pengangguran yang merupakan faktor utama
kemiskinan dapat dikurangi jumlahnya. Untuk mengantisipasi segala faktor
penyebab munculnya masalah kemiskinan tersebut, pemerintah seharusnya perlu
menindaklanjuti penanganan dari masalah kemiskinan yang ada di lingkungan masyarakat
sekitarnya.Tidak hanya pemerintah, namun semangat, kemauan, dan usaha yang
berasal dari diri kita sendiri juga harus dikembangkan dalam memberantas
kasus-kasus kemiskinan ini. Maka dari itu, marilah kita bersama-sama berjuang
untuk menumpas habis segala masalah kemiskinan, agar negara Indonesia kita
tercinta ini terbebas dari belenggu kasus-kasus kemiskinan yang selama ini
menyengsarakan hidup rakyat.
ü Memberi
bantuan Pendidikan secara gratis
Dalam
hal pendidikan, pemerintah telah mengadakan program bantuan pendidikan berupa
wajib belajar sembilan tahun bagi masyarakat yang tidak mampu. Di samping itu,
pemerintah juga perlu memberi keringanan biaya iuran bulanan sekolah kepada
siswa yang orang tuanya merasa kurang mampu. Dengan itu, masalah putus sekolah
dapat diatasi sehingga pada suatu saat nanti siswa yang telah lulus tersebut
dapat leluasa mencari pekerjaan karena dia telah memiliki kemampuan dan
ketrampilan di dunia kerja.
Sumber:
https://muamalatku.com/kemiskinan-di-indonesia/
Sumber:
https://muamalatku.com/kemiskinan-di-indonesia/
Komentar
Posting Komentar