SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN


Tugas Akuntansi M11

Penetapan Sistem Akuntasi Menurut Pesanan
Penerapan sistem akuntansi biaya menurut pesanan sangat cocok apabila produk yang dibuatoleh suatu perusahaan dilaksanakan berdasarkan pesanan atau ciri-ciri khusus dari setiap pesanan tersebut.

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan 
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya produksi diakumulasikan untuk semua pesanan yang terpisah. Sebuah pesanan adalah output yang di identifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu maupun untuk mengisi kembali sebuah item persediaan, supaya rincian dari perhitungan biaya tersebut berdasarkan pesanan yang sesuai dengan usaha yang dibutuhkan dan harus ada perbedaan penting dalam biaya per unit dari pesanan yang satu dengan pesanan yang lain. 
contohnya misalkan pada sebuah percetakan/fotokopian sedang mempersiapkan sebuah pesanan yaitu buku tulis, pulpen dan pensil. maka, pesanan tersebut dapat dipisahkan sesuai dengan tampilan fisiknya, harga per unitnya, segi warnanya, merk dari pesanan tersebut.

Bahan Mentah (Raw Materials)
Berawal dengan adanya pesanan, maka departemen yang bertugas melaksanakan pesanan adalah membuat perencanaan terlebih dahulu yaitu rencana produksi yang memuat antara lain : Bahan baku yang dibutuhkan dengan surat permintaan pembelian (purchases requisition). Surat permintaan pembelian ini sebagai pedoman pembelian untuk melaksanankan pemesanan atau dasar untuk mengirim order pembelian (purchase order). Selanjutnya petugas pembelian setibanya pesanan akan mengadakan pemeriksaan, apakah jumlah tersebut sesuai atau tidak dengan pesanan yang dilakukan, setelah mendapat persetujuan. Bagian pembelian mengeluarkan bukti penerimaan bahan (receiving report) yang memuat jumlah keadaan barang yang diterima. Penerimaan ini dicatat dengan mendebit perkiraan bahan baku (material) dan sebaliknya untuk perkiraan hutang dagang (Kas dicatat disebelah kredit).  
Perkiraan bahan baku di dalam buku besar merupakan perkiraan pengendalian (controlling account) yang dibuat per jenis bahan baku dan merupakan sub buku besar yang dinamakan Buku bahan baku (Material Ladger). Perkiran bahan baku tidak hanya mencatat mutasi bahan, juga memberikan informasi bagi menyakut menyangkut dalam menghindari pembelian yang telalau besar sehingga terjadi kerugian akibat menumpuk modal kerja yang tertanam dalam persedian, sebaliknya juga untuk menghindari stagnasi proses produksi akibat kekuarangan bahan, jadi titik pemesanan kembali (re order point) sangat diperhatiakan. Bagian produksi memulai aktivitasnya dengan membuat Bon pengeluaran bahan (Material Requisition). Ikhitisar mengenai bon pengeluaran bahwa secara periodik merupakan bukti untuk memindahkan biaya bahan baku dari perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan pengendalian barang dalam proses (Work in proses) dan biaya Fabrikase (Factory overhead).
a. Bagian-bagian yang terlibat dalam proses pengadaan dan penggunaan bahan baku:
b. Bagian produksi
c. Bagian Gudang
d. Bagian Pembelian
e. Bagian Hutang
f. Bagian Penerimaan

Upah (wages)
Upah buruh adalah biaya yang tidak berwujud, tidak seperti pemakaian bahan baku maka untuk sistem ini harus dilaksanankan dengan seksama mengenai perlakuan upah langsung, agar :
1. Dapat ditetapkan ujumlah yang tepat mengenai upah yang harus dibayarkan kepada buruh di dalam periode pembayaran upah.
2. Pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan Biaya Fabrikase dan ke masing-masing pesanan.
jumlah jam kerja buruh dicatat dalam kartu jam yang disebut sebagai kartu keluar masuk.
jam kerja setiap buruh untuk setiap pekerjaan/biaya fabrikase dicatat dalam kurun waktu.


Barang Dalam Proses (Work In Process)
untuk menyelesaikan produk ada 3 unsur biaya yaitu bahan langsung, upah langsung dan biaya fabrikase. kemudian, unsur biaya tersebut akan dialokasikan ke perkiraan barang dalam proses dengan angka yang sudah diikhtisarkan terlebih dahulu sedangkan dalam perincian mengenai pemakaian bahan baku, upah langsung/biaya fabrikase dapat dilihat dari kartu pekerjaan (job cust sheet).
pencatatan ke job cust sheet diambil dari bon-bon pengeluaran bahan kartu waktu yang memuat perinciannya. data tersebut sebagai dasar untuk membuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan hasil selesai (finishing goods) dan mengkredit perkiraan barang dalam proses ( work in process).



kemudian, untuk order yang telah selesai maka kartu dikeluarkan dari buku dalam proses. buku ini sebagao bukti pengeluaran untuk masa yang akan datang. pada akhir periode akuntansi, setiap pekerjaan yang telah diselesaikan dijurnal sebagai berikut :
Dr, Finished good               xxx
Cr. Work in process 
               xxx
saldo-saldo yang masih tertinggal dalam perkiraan barang dalam proses menunjukkan jumlah biaya-biaya yang dibebankan ke kartu pekerjaan yang belum selesai.

Hasil Selesai dan Harga Pokok Penjualan
perkiraan hasil selesai adalah perkiraan pengendali yang disebabkan oleh angka yang dicatat kedalam perkiraan hanya merupakan ikhtisar dari buku besar pembantu yang mempunyai perkiraan untuk tiap-tiap barang yang dihasilkan. perkiraan yang mencatat setiap barang yang dihasilkan disebut buku besar hasil selesai.
untuk menetapkan harga pokok bahan baku dalam proses produksi, dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan metode LIFO, metode FIFO atau dengan menggunakan metode lainnya. jumlah hasil selesai yang dikirim dicatat kedalam buku besar hasil selesai berdasarkan copy surat perintah pengiriman petugas.

Dr. Harga pokok penjualan................xxx
Cr.           Hasil selesai.................xxx


referensi:





Komentar