Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu negara selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.
Perkembangan Penduduk Di Indonesia
Faktor Utama Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Keadaan atau lingkungan yang kurang cocok juga menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan migrasi.
Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.
Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Perkembangan Penduduk Di Indonesia
Perkembangan penduduk diartikan sebagai perubahan populasi
yang terjadi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran.
Perkembangan penduduk ini sering digunakan secara informal untuk sebutan
demografi nilai pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan duduk dapat terjadi
kebanyakan di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penduduk di
Indonesia selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena adanya pertumbuhan
penduduk pada wilayah tersebut. Sebagai contohnya dapat dilihat pada hasil
sensus penduduk yang pertama kali terjadi di Indonesia pada tahun 1930, pada
saat penjajahan Belanda, jumlah penduduk di Indonesia hanya sebesar 60,7 juta
jiwa.
Hasil sensus ini sangat berguna untuk memperlihatkan tingkat
pertumbuhan penduduk yang terjadi di suatu negara atau beberapa wilayah
tertentu. Setelah Indonesia merdeka pemerintah Indonesia mengadakan sensus
penduduk pertama setelah Indonesia merdeka pada tahun 1961. Hasil sensus
penduduk pada tahun 1961 menunjukkan bahwa penduduk di Indonesia berjumlah 97,2
juta jiwa. Sensus penduduk kedua diadakan oleh pemerintah pada tahun 1971
dengan jumlah penduduk di Indonesia sebanyan 119,2 juta jiwa dan seterusnya.
Negara
Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta budaya.
Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di negara
tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tinggi dapat menjadi jaminan
untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah penduduk
yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia pendidikan
merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian
juga akan mendukung pemerataan penduduk.Jadi, peningkatan kualitas Pendidikan
dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki kuterpurukan
dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian membludak.
Faktor Utama Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
1. Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.) Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.) Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶ Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
¶ Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate/CDR )
Angka kematian kasar adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :
¶ Angka Kematian Khusus Menurut Umur Tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka kematian khusus menurut umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.¶ Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Rumusnya:
Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi. Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.
Untuk angka kematian bayi
ukurannya sebagai berikut:
- Rendah, jika IMR antara 15-35.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
- Sedang, jika IMR antara 36-75.
- Tinggi, jika IMR antara 76-125.
2. Kelahiran ( Natalitas )
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
• Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
• Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
• Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
• Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
• Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
MIGRASI
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu bioma ke bioma lainnya. Dalam banyak kasus, organisme bermigrasi
untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang baru untuk menghindari kelangkaan
makanan yang mungkin terjadi karena datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.
Faktor- faktor Penyebab
Migrasi:
- Kurangnya lapangan pekerjaan
- Kepadatan penduduk
- Sumber daya alam yang kurang
- Keinginan memperbaiki taraf hidup
- Melanjutkan pendidikan
Tujuan lainnya
adalah di bidang pendidikan. Keinginan untuk mendapatkan pendidikan bagus dan
jenjang yang lebih tinggi membuat seseorang melakukan migrasi.
- Perbedaan pendapat dan politik
Ada pula beberapa
penyebab masyarakat dalam melakukan migrasi karena hal yang negatif. Misalnya
adalah karena seseorang memiliki perbedaan pendapat dengan orang lain atau
sebagian besar masyarakat, seperti karena masalah politik, perbedaan partai
yang diusung, calon presiden yang didukung atau yang lainnya yang menyebabkan
masalah mengular dan tak kunjung selesai. Hal ini tentu akan menjadikan orang
tersebut tertekan sehingga lebih memilih untuk meninggalkan daerah asal menuju
ke daerah lainnya yang mana dia tidak akan merasa terancam.
- Hubungan sosial yang tidak baik
Masih karena hal
yang tidak baik, seseorang bisa memutuskan untuk pindah ke tempat lain karena
di tempat tinggalnya ia merasa mendapatkan ancaman atau tekanan sehingga
membuat hidupnya tidak nyaman dan tidak tenang.
- Alasan agama
Ada juga beberapa
orang yang memilih pindah tempat tinggal dikarenakan urusan agama. Misalnya
ditempat tinggalnya hak untuk memeluk keyakinan yang diinginkan kurang kuat,
atau masyarakatnya terlalu fanatik sehingga tidak tenteram apabila seseorang
itu tinggal di tempat tersebut.
- Keadaan geografis yang tidak cocok
Keadaan atau lingkungan yang kurang cocok juga menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan migrasi.
- Pemerataan penduduk
Migrasi tak selamanya berasal dari keinginan
penduduk. Adakalanya seseorang melakukan migrasi karena menjalankan program
dari pemerintah. Misalnya pemerintah ingin memeratakan jumlah penduduk agar
tidak terpusat di pulau Jawa. Untuk mencapai tujuan ini maka pemerintah harus
mengambil penduduk dari pulau Jawa untuk dibawa ke luar Jawa. Hal ini bisa
terealisasi apabila banyak warga masyarakat dari Pulau Jawa bersedia
dipindahkan ke luar Jawa.
Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Secara garis
besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar.
Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern.
- KEBUDAYAAN KLASIK
Kebudayaan
klasik di Indonesia terjadi pada masa kerajaan-kerajaan di Indonesia. Para
ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang
dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian,
nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
- KEBUDAYAAN MODERN
Kebudayaan
Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi
ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini
bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih
sempurna. Pada masa pemerintahan awal soekarno nama Indonesia mulai di
kenal di luar negri. Kemajuan teknologinya pun juga mengalami kemajuan yang
pesat, seperti kita berhasil membuat pesawat buatan sendiri dan teknologi
lainnya.
Perkembangan
budaya di Indonesia mengalami naik turun. Pada awalnya masyarakat
Indonesia mempunyai banyak peninggalan kebudayaan yang ditinggalkan oleh nenek
moyang terdahulu. Akan tetapi, akhir-akhir ini kebudayaan tersebut mulai
terlupakan seiring dengan munculnya kebudayaan yang lebih modern. Semakin
majunya arus globalisasi juga membuat rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri
berkurang, dan hal tersebut berdampak tidak baik terhadap budaya di Indonesia.
Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia juga dapat
menghilangkan kebudayaan asli Indonesia. Apabila budaya asing masuk ke
Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan
dan melestarikannya, maka dapat dipastikan masyarakat Indonesia tidak akan
dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan.
Sumber:
http://farahcamilla.blogspot.com/2015/10/perkembangan-kebudayaan-indonesia.html
Komentar
Posting Komentar